sumber : https://en.tempo.co/read/news/2013/09/17/055513940/TVRI-Managing-Director-Seeks-Political-Protection
Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di Indonesia yang beroperasi pada tanggal 24 agustus 1962. Siaran perdananya menayangkan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 dari Istana Negara Jakarta. Siarannya ini masih berupa hitam putih.
TVRI kemudian meliput Asian Games yang diselenggarakan di Jakarta. Pada bulan april tahun 1981 sebagian biaya operasional TVRI masih ditanggung oleh negara dan memonopoli siaran televisi di Indonesia hingga tahun 1989 pamornya sedikit demi sedikit mulai berkurang ketika televisi swasta pertama yaitu RCTI di Jakarta, dan SCTV pada tahun 1980 di Surabaya.
Perjalanan TVRI
TVRI di Masa Lalu
Pada
Tahun 1974 TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tatakerja
Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung
bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film, Departemen
Penerangan Republik Indonesia.
Sebagai
alat komunikasi pemerintah, TVRI memiliki tugas menyampaikan kebijakan
Pemerintah kepada rakyat menciptakan two-way traffic (lalu lintas dua
jalur) dari rakyat untuk pemerintah selama tidak mendiskreditkan usaha-usaha
Pemerintah.
Memasuki era 80-90an acara di TVRI terbilang cukup lengkap dan memiliki konten dengan kualitas yang sangat bagus. Acara di TVRI terlihat dirancang dengan sangat cermat dan sedemikian rupa sehingga mengena di seluruh lapisan masyarakat.
TVRI
cukup jeli dalam menyusun dan meracik acara. Berita, drama keluarga
atau sinetron, kuis, acara musik, bermacam-macam genre film hingga acara
untuk anak-anak disajikan lengkap oleh TVRI.
Beberapa
tayangan seperti Aneka Ria safari, Album Minggu ini, dan Kamera Ria
adalah acara musik yang berkualitas. Losmen, ACI, Rumah Masa
Depan, Pondokan adalah sinetron jaman dulu yang bagus dan sangat
mendidik. Hingga siaran pedesaan, dan acara-acara informatif lainnya
yang kualitas kontennya sangat bagus.
Hingga melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002 tentang
Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang
berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara.
TVRI di Masa Kini
Perkembangan
TVRI di zaman sekarang terbilang sangat jauh dari kata bagus, faktor kurang
beradaptasi dengan zaman, peralatan yang kurang dapat bersaing dengan
televisi swasta, bertambahnya jumlah televisi swasta dan acara yang terkesan (maaf) kuno di mata masyarakat menyebabkan TVRI mulai kehilangan pamornya.
TVRI sebenarnya juga berusaha untuk mengangkat kembali pamornya di dunia pertelevisian pada tahun 2010, dengan memanfaatkan momentum berkembangnya teknologi penyiaran digital di saat itu, TVRI secara bertahap merevitalisasi semua lini dan mencanangkan diri
untuk membangun penyiaran televisi digital di seluruh Indonesia.
Usaha yang dilakukan pihak TVRI sudah bagus, dengan tujuan mengubah status dari organisasi yang tadinya rugi, menjadi organisasi yang menguntungkan.
Usaha yang dilakukan TVRI misalnya mengembangan Puslitbang (Pusat Penelitian dan Pengembangan) dan
Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Latihan) berbasis teknologi digital di
seluruh stasiunnya di daerah—di 29 ibukota provinsi, yang kedua mengembangkan SDM dengan merekrut anak-anak muda sebagai tim lapis kedua untuk operasional layar TVRI. Menghadapi era konvergensi penyiaran digital dengan menggabungkan teknologi telekomunikasi, internet, dan penyiaran. Usaha lain yang tak kalah penting yaitu dengan mencoba mengemas berbagai tayangan program lewat bungkus yang lebih muda dan segar.
Namun usaha-usaha tersebut kurang berhasil, pasalnya langkah TVRI masih berorientasi kepada Produsen, belum kepada Konsumen. Pada sektor program acara masih kurang dikomunikasikan, berbeda dengan televisi swasta yang sangat agresif mengkomunikasikan program unggulannya di
media mereka sendiri maupun di media lain, seperti media cetak,
billboard, hingga ambient media. Memang agar usaha-usaha tersebut berhasil dibutuhkan bujet yang besar, dan hal tersebut menjadi masalh utama bagi TVRI, tapi mau tidak mau harus dilakukan, karena hal tersebut berprinsip kepada konsumen, bukan kepada produsen.
TVRI di Masa Depan
Bagaimana
langkah TVRI untuk mengatasi ‘keterpurukan” mereka adalah hal yang sangat
menarik untuk diikuti, apakah TVRI akan mampu bangkit atau malah semakin
terjatuh dan akhirnya lenyap dimakan zaman.
Belakangan ini TVRI sudah mulai melakukan beberapa pergerakan untuk bangkit dari "keterpurukan", terlihat pada tanggal 04 September 2017 diadakan Diskusi Dengar Pendapat dan Masukan Publik Tentang TVRI di Masa Depan yang digelar di Hotel Aryaduta.
sumber : http://fajaronline.co.id/index.php?/2017/09/04/berita-foto-tvri-di-masa-depan
Diharapkan
dengan adanya diskusi tersebut TVRI dapat membenahi dan mengembangkan TVRI,
dapat merubah prinsip mereka yang masih bertujuan kepada produsen, menjadi
bertujuan untuk konsumen. Memberikan program acara yang berkualitas dan
mendidik bukan hanya sekedar mencari rating, dan dapat keluar dari zona “keterpurukan”,
dan kembali lagi seperti saat masa kejayaanya dulu.
Sumber :
http://mix.co.id/headline/pertarungan-stasiun-tv-makin-sengit-apa-kabar-tvri
http://fajaronline.co.id/index.php?/2017/09/04/berita-foto-tvri-di-masa-depan
https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_Republik_Indonesia